Colosseum

oleh: H. Teddy Suratmadji

Colosseum adalah sebuah amphitheater terbesar di dunia yang terletak di kota Roma, Itali. Sebuah tempat hiburan berdarah-darah pertarungan hidup-mati para gladiator, dan hiburan perburuan manusia oleh binatang buas. Sebuah bangunan yang menyimpan sejarah yang erat kaitannya dengan 2 kenabian agama samawi: Isa dan Muhammad.

Muhammad diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun dan wafat pada usia 63 tahun. Artinya, Muhammad menyebarkan Islam selama 23 tahun. Sedangkan Isa, sejak masih dalam gendongan Maryam sudah berkata ”Innii ‘abdullooh aataaniyal kitaaba waja’alanii nabiyyan – Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab dan Dia menjadikan aku seorang Nabi” (QS XVIII:30). Isa diangkat ke langit pada usia 30 tahun.

Colosseum didirikan tahun 70 M oleh Kaisar Romawi Vespasian. Artinya sekitar 40an tahun setelah Isa diangkat ke langit. Karena Muhammad lahir tahun 573 M, maka Colosseum sudah berumur 500an tahun pada saat Muhammad lahir. Artinya, sampai Muhammad diangkat Nabi, maka para pengikut Isa adalah orang-orang Iman. Dalam catatan sejarah, pertarungan gladiator berlangsung sampai tahun 435 dan perburuan binatang buas sampai tahun 523. Colosseum dialih-fungsikan di akhir abad ke-6 Masehi.

Berkesempatan berkunjung ke Colosseum, membuat perasaan menjadi campur aduk. Mixed feeling.

Pertama, Colosseum adalah bangunan simbol super power zaman dulu. Kekaisaran yang berkuasa begitu lama 27 SM s/d 476 M (Kekaisaran Barat) dan 330 M s/d 1453 M (Kekisaran Timur). Karena menguasai wilayah yang sangat luas di Eropa, Afrika dan Asia dalam waktu yang sangat lama, maka pengaruh Romawi begitu kuat mempengaruhi agama, bahasa, filsafat, hukum, dan pemerintahan yang kemudian lebih menyebar lagi ke seluruh dunia ketika Eropa menjadi bangsa penjajah dunia.

Kedua, Kekaisaran Romawi dijadikan nama sebuah surat dalam Al-Quran. “Ghulibatir Ruum. Fii adnal ardli wa hum min ba’di gholabihim sayaghlibuun – Telah dikalahkan bangsa Romawi. Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudahnya. Dan di hari kemenangan itu bergembiralah orang-orang yang beriman” (QS XXX:2-4). Kekaisaran Romawi akhirnya jatuh tahun 1453 M oleh pasukan yang dikomandoi seorang pemuda Muslim bernama Al-Fatih. Bukti tidak ada kekekalan di dunia ini.

Ketiga, perhatikan lukisan karya Jean-Léon Gérôme berjudul The Christian Martyrs’ Last Prayer. Jika menelusuri timeline, Colosseum berfungsi sebagai arena jagal manusia berlangsung antara tahun 70 s/d 523 M saat Muhammad belum lahir. Artinya, saat itu penganut Injil adalah orang-orang Iman sebagaimana orang-orang Iman penganut Al-Quran masa kini.

Maka Insya Allah yang nampak dalam lukisan itu adalah ahli-ahli sorga pengikut Injil asli sebelum kelahiran Muhammad, yang harus membayar keimanannya dengan nyawa. Sebagian disalib dan dibakar dengan api kecil supaya lama merasakan siksanya. Sebagian lagi, orang-orang lemah, diumpankan kepada singa dan harimau yang sengaja dibuat lapar terlebih dahulu dengan tidak diberi makan sekian lama, agar supaya lebih buas lagi memangsa orang-orang Iman. Orang-orang Iman terdahulu, harus menebus sorganya dengan nyawa. Asyiah, Masitoh, Zakariya, dll.

Bagaimana dengan kita? Cukup dengan ta’at perintah Allah yang ada di dalam Al-Quran dan perintah Rosul yang ada di dalam Al-Hadits. Itupun dengan mastatho’na – semampunya. Perintah agama yang kuat untuk dikerjakan, silahkan dikerjakan. Jika tidak kuat, jangan dipaksakan, tetapi juga jangan malah membenci perintahnya. Kemudian diniati akan mengerjakan manakala sudah kuat. Plus ta’at kepada Pemerintah yang sah yang selama ini telah menjamin kebebasan kehidupan beragama.

Ingin mati syahid ada do’a dan caranya. Tanpa harus tersiksa seperti dalam lukisan Colosseum. Tanpa harus ke Afrika mengumpankan diri untuk disantap harimau, atau berperang mencari mati menjadi tentara Irak-Suriah. (nuansa persada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *